Sabtu, 16 Agustus 2008

CUCUKU PERTAMA LAHIR



Sebelum kuteruskan  ceritaku tentang aktivitasku sebagai seorang wartawan, aku ingin berbagi cerita tentang cucuku, yang pertama lahir. Kenapa aku pakai istilah yang pertama lahir? Karena cucuku pertama justru lahir dari anakku yang kedua. Ia wanita, namanya Nany Maharani Khrisnayanti.

Cucuku namanya Davi Pratama Putra, lahir 19 Juni 2006. Jadi ketika kutulis kisah ini, ia sudah berusia 2 tahun. Bandel, danpinter, itulah cucuku. Bandel, mungkin sifat itu turun dari ibunya, yang bener-bener bandel.

Ceritanya begini. Nany, waktu itu bekerja juga sebagai seorang wartawan, seperti juga aku. Begitu lulus dari Jurusan Komunikasi, FISIP Universitas Merdeka Malang, ia pun bergabung di JawaPos Radar Malang. Sebab, keluargaku waktu itu memang tinggal di Malang, sambil menunggu anak-anak kuliah.  KakakNany, Oktavian Ari Wibowo, Kuliah di SekolahTinggi Informatikan dan Komputer  (STIKI) Malang.

Nah, setelah Nany menikah denganWahyu Ardiantoro, pacarnya sejak zaman masih SMA di Madiun dulu, ia juga masih bekerjadi Radar Malang. Meski Nany dalam keadaan hamil, ia tak pernah mau berhenti berburu berita. Meski aku tahu, dari kualitas tulisan masih kalah jauh dibanding ayahnya, hehehehe..... tapi untuk urusan kegigihan dan totalitas, aku akui bahwa ia masih setingkat diatasku.

Sebab, ketika usia kehamilannya sudah 9 bulan, ia tetap saja bekerja tanpa mengenal waktu. Padahal sudah saya ingatkan, agar cuti saja. Tapi dia menolak. Jadinya tiap hari Nany masih hunting berita sendiri, naik motor kemana-mana sendiri. Padahal perutnya sudah besar kayak gitu. Sebenarnya, sebagai orang tua aku ngeri melihatnya. Saya gak bisa bayangkan andaikata tiba-tiba saja ia melahirkan di jalan, lak malah bikin susah orang.

Tapi aku bersyukur, hal itu tak terjadi. Meski jujur aku sempat ketar-ketir, saat usia kehamilanya menjelang lahir tinggal hitungan hari, ia masih juga berburu berita. Sehari sebelum Davi lahir, ibunya masih berburu berita. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala.

Sebelum Davi lahir, aku sempat menunggui Nany di rumah bidan di mana ia akan melahirkan. Aku ingat, bidannya baik sekali, namanya Bu Pras, tinggal di kawasan Joyo Grand Malang. Akutak  tega melihat ia kesakitan. Tanganku dicengkeram keras-keras. Kebetulan waktu itu bersamaan dengan ibunya dapat pesanan katering yang jumlahnya cukup banyak, sehingga aku dan istriku gantian menunggu. Ketika istriku malam itu datang, aku pulang untuk 'mengolah ayam. Sebab, kami tak punya pembantu, jadi kalau dapat pesanan begitu, ya aku dan istriku yang ngerjain sendiri.

Saat masih belepotan ayam itulah, telepon di rumah berdering. Wahyu, suami Nany mengabarkan kalau Nany telah melahirkan dengan selamat. Mau tahu, bobot bayinya 4 kg, lahir normal, tanpa melalui operasi. Aku ambil nafas dalam-dalam, tak terasa, di sudut mata ini ada setitik air bergulir.  Tuhan, terima kasih, telah Kau beri kami kebahagiaan.

Tidak ada komentar: